Kehamilan adalah masa perubahan luar biasa dalam tubuh
perempuan. Ketika seorang perempuan hamil maka akan terjadi perubahan postur
seperti membesarnya payudara dan perut serta makin lengkungnya lekukan punggung.
Seiring dengan kemajuan kehamilan dan dengan bertambahnya berat badan maka akan
membuat berputarnya panggul kearah depan. Hal ini menyebabkan meningkatnya
kelengkungan tulang punggung bawah yang diikuti oleh peningkatan tekanan otot
punggung.
Nyeri punggung bawah adalah keluhan
yang sering terjadi pada masa kehamilan. Beberapa penelitian telah
memperkirakan prevalansi nyeri punggung bawah pada kehamilan sebesar 49 hingga
76%. Keluhan ini dapat dimulai kapan saja
selama kehamilan dan umumnya mencapai puncaknya pada
usia kehamilan 36 minggu. Nyeri berkurang setelahnya dan semakin
berkurang setelah 3 bulan pasca bersalin Faktor risiko timbulnya nyeri ini
diantaranya adalah menderita nyeri punggung bawah di awal kehamilan, kelemahan
otot punggung, dan hamil pada usia yang lebih
tua.
Penyebab nyeri punggung bawah pada ibu hamil diduga
disebabkan oleh ketegangan biomekanik atau pengaruh perubahan hormonal.
Perubahan biomekanik disebabkan perubahan postur tulang belakang yang terkait
dengan majunya garis gravitasi pada wanita hamil, kelemahan otot perut dan
lantai panggul dan ketegangan otot punggung . Seiring dengan adaptasi
biomekanik tubuh terhadap perkembangan janin menyebabkan terjadinya tarikan dan
tegangan terhadap organ dalam yang dapat menimbulkan nyeri alih dan memicu
spasme otot. Mekanika tubuh yang tidak tepat dalam bekerja akan memperparah
kondisi ini. Bagaimanapun, sedikit sekali ibu hamil yang menderita gangguan
hingga menyebabkan kerusakan tulang punggung atau bantalannya.
Pendapat lain menyatakan bahwa nyeri punggung bawah
sering dimulai sebelum kenaikan berat badan yang signifikan pada ibu hamil. Hal
tersebut disebabkan pengaruh hormonal pengaruh hormonal, hormon relaksin dan
elastin yang dikeluarkan pada sekitar minggu ke-19 kehamilan dapat menyebabkan
perubahan dalam mekanika tubuh dan postur. Perubahan hormonal tersebut dapat
merubah kelenturan sendi tulang punggung dan panggul. Hal ini mempengaruhi
stabilitas tulang belakang, meningkatkan kelengkungan tulang punggung, rotasi tulang panggul sehingga membuatnya
lebih rentan terhadap beban aktifitas keseharian.
Bagaimanapun, korelasi langsung antara tingkat sirkulasi
hormon relaksin dan elastin terhadap nyeri punggung masih kontroversial. Jadi,
ini mungkin menjadi sumber rasa sakit untuk beberapa ibu hamil tapi tidak untuk
yang lain. Selain itu, banyak ibu yang mengalami nyeri punggung bawah pasca bersalin.
Enam puluh delapan persen ibu
yang mengeluh nyeri punggung bawah selama kehamilan diperkirakan mengeluhkan nyeri punggung bawah pasca bersalin. Beberapa ibu hamil
akan mengalami nyeri menetap bahkan setelah pemulihan pasca bersalin. Hal ini
mungkin disebabkan kompensasi tubuh yang belum sempurna terhadap menghilangnya tekanan pada punggung bawah akibat hilangnya
berat bayi dan plasenta serta komponen lainnya. Sepuluh bulan tekanan pada
tubuh dan tulang belakang hilang hanya dalam sehari, menyebabkan perubahan yang
cepat dalam hal distribusi berat. Disisi lain, pembesaran payudara yang terisi ASI,
membalikkan kelengkungan tulang belakang menjadi cenderung cekung dan membuat
bahu condong ke depan.
Fokus tatalaksana nyeri punggung
bawah selama kehamilan adalah untuk meredakan nyeri dengan cara mengembalikan
stabilitas panggul dan menyokong kelengkungan tulang punggung yang ideal. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan melakukan fungsional rehabilitasi, olahraga dan
mekanika tubuh yang ideal. Latihan peregangan otot yang kaku dan latihan
penguatan terhadap otot yang lemah membantu meringankan nyeri otot. Terapi fisik,
hidroterapi dan massage dapat direkomendasikan untuk mengurangi rasa sakit. Petunjuk
tentang program latihan di rumah atau penggunaan korset punggung belum terbukti
secara signifikan menurunkan intensitas nyeri. Adapun penggunaan obat harus
didiskusikan dengan dokter kandungan.
Dr Hendriko Sitorus, SpKFR,
MARS, AAK
Dokter Rehabilitasi Medis
RSIA Hermina Bogor